Aku
melihatnya lagi...
Kali
ini aku melihatnya ketika dia keluar dari kantin. Aku tertegun melihat dia. Cowok putih berkaca mata, tidak
terlalu tinggi, tapi terlihat sangat keren. Saking terpesonanya, aku sampai
tidak sadar kalau matanya juga melihat ke arah ku. Langsung saja aku tertunduk
malu karna ketahuan tengah memerhatikan dia.
Nggak
terasa ternyata sudah satu minggu aku berada di sekolah ini. Dan hari ini
adalah hari pertama kami menentukan kelas. Maklum saja sebagai siswa baru di SMA
ini kami harus menjalani masa orientasi selama satu minggu. Setelah upacara
selesai, dan para kakak kelas mulai satu persatu beranjak dari lapangan
upacara. Pembagian kelas pun dimulai.
Cukup
lama aku menunggu guru yang bertugas mengatur kelas memanggil namaku. Dan setelah
sekitar setengah jam akhirnya nama “Natasha Alika Putri” terdengar juga,dengan
cepat aku berjalan kebarisan yang sudah ditentukan oleh guru pembimbing kami.
Betapa
terkejutnya aku ketika sampai dibarisan. “Aku melihatnya lagi” lirihku dalam
hati. “Aku satu kelas dengannya? Benarkah ini? Apa ini cuma mimpi? “ Saking
nggak percayanya aku mencubit lenganku sendiri. Dan ternyata benar.AKU SATU
KELAS DENGANNYA.
Tatapan pertamanya...
Akhirnya
semua selesai dan aku dengan dia masuk ke kelas yang sama, sesampainya di kelas
aku bingung mau duduk dimana? Mau nangis rasanya. Semua anak – anak di kelas
udah punya pasangan.
“Hey”
tegur seseorang yang memecah lamunanku.
”ya,
kamu manggil aku?” aku menjawab sekenanya saja.
“ya
iyalah emang siapa lagi?monyet?duduk disini aja lo” jawabnya ketus.
Aku
bingung harus menjawab apa dan hanya bisa bilang terimakasih kepada sesosok
cewek tomboy yang kalau dilihat sangat manis. Dan aku memberanikan diriku untuk
berkenalan dengannya.
“Hai
nama aku Alika.nama kamu siapa?” aku memperkenalkan diri ketika dia sedang asik
dengan gadgetnya.
“Nama
gue Niki. Lo dari smp mana sih?kok gue gak pernah liat lo di smp yayasan
sekolah ini?”
“Aku
smp sekolah di Bandung, tapi..
“tapi
apa?” Sergap niki ingin tahu. “tapi setelah orangtuaku cerai aku dibawa tinggal
omaku disini.”
Aku
melihat wajah jutek Niki berubah ketika aku selesai menceritakan asal usulku ke
Niki.
“Niki,
sini dong lo!!basi banget sih lo disana aja!!” sergap seseorang ke arah kami
berdua. Dan betapa terkejutnya aku ketika aku tahu siapa yang memanggil Niki
tadi. Ternyata dia. Cowok berkaca mata yang sudah hampir seminggu ini selalu mengisi malam – malamku.
“sorry
gue tinggal dulu yah” tegur Niki membuyarkan lamunanku.
Ternyata
Niki kenal dengan cowok idolaku itu.sekilas aku menoleh ke arah mereka dan
mereka terlihat sangat akrab. Seketika timbul perasaan aneh di dalam hatiku.
Aku tidak tahu perasaan apa itu. Aku bingung. Aku nggak pernah ngerasain
perasaan ini sebelumnya. Bahkan ketika kedua orangtuaku memutuskan untuk
bercerai aku tidak pernah merasakan perasaan ini. Ini untuk pertama kalinya aku
merasakan perasaan ini. Aku merasakan hatiku seperti di tusuk sesuatu yang
tajam.
“ALIKA!!” Niki setengah berteriak membangunkanku dari
lamunan. Dan betapa terkejutnya aku ketika sadar kalau sekarang Niki berdiri di
depanku tidak sendiri tapi dengan seseorang yang aku sangat kenal dengan
wajahnya. Ya, cowok idolaku.
“i..iiiya
Nik, ada apa yah?” Aku menjawabnya dengan tergagap.
“Lo
mau ikut kita kekantin nggak?” lanjutnya mengajakku .
“Nggak
deh Niki makasih. Aku masih kenyang.” Jawabku sekenanya.
“Yaudah.
Oh ya Alika, kenalin ini Pranata sahabatku dari kecil, dan na kenalin ini Alika
dia pindahan dari Bandung.” Tukas Niki sambil melirik kami berdua.
“Hai
Alika” tegur Pranata kepada ku. Aku hanya bisa terdiam, nggak tau harus berbuat
apa. Dan seketika mukaku berubah merah.
“Yaudah
nik, kita pergi dulu yaa. Ayodong Na, gue udah laper banget nih.” Sambung Niki
membuyarkan lamunanku.
Aku
senang banget inilah perkenalan pertama kami. Ternyata dia yang selama ini
menemani lamunanku bernama Pranata. Lengkapnya Ranata Aprillio. Dan yang
membuat perasaanku tambah berbunga – bunga tadi dia menatapku. Menatap mataku.dan
inilah tatapan pertamanya kepadaku. Sepertinya sepenggal cintaku yang tersisa,
akan segera terbagi ke dia, yap dia yang sangat aku kagumi dan selalu menemani
hari – hariku yang sepi.