Rabu, 18 Januari 2012

"Sepenggal Cinta yang Tersisa"



Aku melihatnya lagi...
Kali ini aku melihatnya ketika dia keluar dari kantin. Aku tertegun  melihat dia. Cowok putih berkaca mata, tidak terlalu tinggi, tapi terlihat sangat keren. Saking terpesonanya, aku sampai tidak sadar kalau matanya juga melihat ke arah ku. Langsung saja aku tertunduk malu karna ketahuan tengah memerhatikan dia.
Nggak terasa ternyata sudah satu minggu aku berada di sekolah ini. Dan hari ini adalah hari pertama kami menentukan kelas. Maklum saja sebagai siswa baru di SMA ini kami harus menjalani masa orientasi selama satu minggu. Setelah upacara selesai, dan para kakak kelas mulai satu persatu beranjak dari lapangan upacara. Pembagian kelas pun dimulai.
Cukup lama aku menunggu guru yang bertugas mengatur kelas memanggil namaku. Dan setelah sekitar setengah jam akhirnya nama “Natasha Alika Putri” terdengar juga,dengan cepat aku berjalan kebarisan yang sudah ditentukan oleh guru pembimbing kami.
Betapa terkejutnya aku ketika sampai dibarisan. “Aku melihatnya lagi” lirihku dalam hati. “Aku satu kelas dengannya? Benarkah ini? Apa ini cuma mimpi? “ Saking nggak percayanya aku mencubit lenganku sendiri. Dan ternyata benar.AKU SATU KELAS DENGANNYA.
     Tatapan pertamanya...
Akhirnya semua selesai dan aku dengan dia masuk ke kelas yang sama, sesampainya di kelas aku bingung mau duduk dimana? Mau nangis rasanya. Semua anak – anak di kelas udah punya pasangan.
“Hey” tegur seseorang yang memecah lamunanku.
”ya, kamu manggil aku?” aku menjawab sekenanya saja.
“ya iyalah emang siapa lagi?monyet?duduk disini aja lo” jawabnya ketus.
Aku bingung harus menjawab apa dan hanya bisa bilang terimakasih kepada sesosok cewek tomboy yang kalau dilihat sangat manis. Dan aku memberanikan diriku untuk berkenalan dengannya.
“Hai nama aku Alika.nama kamu siapa?” aku memperkenalkan diri ketika dia sedang asik dengan gadgetnya.
“Nama gue Niki. Lo dari smp mana sih?kok gue gak pernah liat lo di smp yayasan sekolah ini?”
“Aku smp sekolah di Bandung, tapi..
“tapi apa?” Sergap niki ingin tahu. “tapi setelah orangtuaku cerai aku dibawa tinggal omaku disini.”
Aku melihat wajah jutek Niki berubah ketika aku selesai menceritakan asal usulku ke Niki.
“Niki, sini dong lo!!basi banget sih lo disana aja!!” sergap seseorang ke arah kami berdua. Dan betapa terkejutnya aku ketika aku tahu siapa yang memanggil Niki tadi. Ternyata dia. Cowok berkaca mata yang sudah hampir  seminggu ini selalu mengisi malam – malamku.
“sorry gue tinggal dulu yah” tegur Niki membuyarkan lamunanku.
Ternyata Niki kenal dengan cowok idolaku itu.sekilas aku menoleh ke arah mereka dan mereka terlihat sangat akrab. Seketika timbul perasaan aneh di dalam hatiku. Aku tidak tahu perasaan apa itu. Aku bingung. Aku nggak pernah ngerasain perasaan ini sebelumnya. Bahkan ketika kedua orangtuaku memutuskan untuk bercerai aku tidak pernah merasakan perasaan ini. Ini untuk pertama kalinya aku merasakan perasaan ini. Aku merasakan hatiku seperti di tusuk sesuatu yang tajam.
“ALIKA!!”  Niki setengah berteriak membangunkanku dari lamunan. Dan betapa terkejutnya aku ketika sadar kalau sekarang Niki berdiri di depanku tidak sendiri tapi dengan seseorang yang aku sangat kenal dengan wajahnya. Ya, cowok idolaku.
“i..iiiya Nik, ada apa yah?” Aku menjawabnya dengan tergagap.
“Lo mau ikut kita kekantin nggak?” lanjutnya mengajakku .
“Nggak deh Niki makasih. Aku masih kenyang.” Jawabku sekenanya.
“Yaudah. Oh ya Alika, kenalin ini Pranata sahabatku dari kecil, dan na kenalin ini Alika dia pindahan dari Bandung.” Tukas Niki sambil melirik kami berdua.
“Hai Alika” tegur Pranata kepada ku. Aku hanya bisa terdiam, nggak tau harus berbuat apa. Dan seketika mukaku berubah merah.
“Yaudah nik, kita pergi dulu yaa. Ayodong Na, gue udah laper banget nih.” Sambung Niki membuyarkan lamunanku.
Aku senang banget inilah perkenalan pertama kami. Ternyata dia yang selama ini menemani lamunanku bernama Pranata. Lengkapnya Ranata Aprillio. Dan yang membuat perasaanku tambah berbunga – bunga tadi dia menatapku. Menatap mataku.dan inilah tatapan pertamanya kepadaku. Sepertinya sepenggal cintaku yang tersisa, akan segera terbagi ke dia, yap dia yang sangat aku kagumi dan selalu menemani hari – hariku yang sepi.